Jumat, 03 April 2009

Dzikir kepada Alloh

Allah Ta'ala berfirman,

"wahai orang-orang yang beriman berdzikirlah kalian kepada Allah dengan dzikir yang banyak." (Al-Ahzab : 41)

Sesungguhnya dzikir merupakan penyebab adanya kecintaan yang terus menerus. Allah adalah zat yang paling berhak mendapatkan kecintaan, peribadahan, pengagungan dan pemuliaan yang sempurna. Allah menyatakan bahwa dzikir adalah sesuatu yang paling mendatangkan manfaat bagi seorang hamba.


Dzikir bagi hati adalah bagaikan air bagi tanaman atau bagi ikan. Ia tidak bisa hidup tanpanya.

Macam-macam dzikir:

1. berdzikir dengan menyebut nama-nama Allah dan sifat-sifat-Nya serta memuji-Nya.

2. mengucapkan kalimat tasbih, tahmid, takbir, tahlil serta memuliakan-Nya. Ini yang banyak dipahami sekarang oleh sebagian umat islam tentang penggunaan kalimat dzikir.

3. berdzikir dengan menjalankan hokum-hukum-Nya, memenuhi perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya. Ini adalah dzikirnya ahli ilmu. Begitu juga dengan kedua macam dzikir di atas, merupakan dzikir mereka kepada Rabb mereka.

4. berdzikir dengan membaca Kalam-Nya, yaitu Al-Qur'an. Ini termasuk dzikir yang paling afdhal (utama).

Allah berfirman:

"barang siapa yang berpaling dari mengingatku, maka baginya kehidupan yang sempit dan kami akan mengumpulkannya dalam keadan buta." (thaha : 127)

Di sini disebutkan hal itu adalah kalamullah yang diturunkan kepada Rasulullah.

Allah juga berfirman:

"orang-orang yang beriman dan hatinya tenang dengan dzikrullah. Ketahuilah bahwasannya dengan dzikrullah-lah hati akan tenang." (Ar-Ra'du : 28)

5. berdzikir dengan berdo'a kepada Allah, meminta ampunan-Nya dan tunduk merendahkan diri di hadapan-Nya. Dzikir Rasulullah pun sesuai dengan macam-macam dzikir di atas.

Kesimpulan

Dzikir haruslah dikerjakan sesuai dengan yang telah Allah syariatkan atau yang rasulullah ajarkan kepada umatnya. Maka tidak dibenarkan kita melakukan dzikir kepada Allah dengan cara-cara yang baru yang tidak sesuai dengan ajaran Rasulullah. Sebagai mana yang dikerjakan oleh orang-orang sufi. Mereka berdzikir kepada Allah dengan cara mereka sendiri-sendiri yang bertentangan dengan syariat Allah dan Rasul-Nya. Seperti perkataan mereka "huwa huwa" (Dia Allah—pent), mereka menganggap itu termasuk dari nama-nama Allah. Hal ini sungguh tidak benar. Dan bertentangan denga ajaran Rasulullah.

Begitu pula dengan shalawat kepada Rasulullah juga tidak diperkenankan kecuali yang sesuai dengan sunnah rasul. Seperti shalawat ibrahimiyah atau shalawat-shalawat yang lain yang sesuai dengan sunah rasul. Wallahu a'lam

Solo, 2 april 2009, 23:00 wib

Tidak ada komentar:

Posting Komentar