Sabtu, 18 April 2009

Pengaruh Shalat Dalam Kehidupan Muslim

Shalat adalah penjagaan terhadap ruh untuk senantiasa terkait dengan Rabbnya. Setelah keiman kepada Allah tentunya. Karena itulah Allah berfirman :"dirikanlah shalat untuk mengingatku."
Shalat adalah cahaya yang muncul pada sisi jiwa manusia. Menjadikan seorang muslim memandang kehidupannya sebagai kehidupan yang istimewa yang didasari oleh pengetahuan terhadap Allah Ta'ala. Berdiri di atas hukum-hukum Allah. Mengagungkan apa yang Allah agungkan. Merendahkan apa yang Allah rendah. Tidak berlumuran hal-hal yang kotor di sisi Allah. Tidak bersenang-senang dengan syahwat yang diketahui akan mendatangkan kebencian dan kemurkaan Allah Ta'ala.
Allah berfirman:
"sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar."
Rasulullah bersabda: "shalat adalah cahaya." (HR. Muslim)

Jika keburukan seumpama serangga (hama), atau kuman atau ulat yang mematikan. Maka sesungguhnya shalat adalah lawan dari semua itu yang akan membasmi semua hal yang akan membinasakan manusia. Hal ini sebagaimana telah Allah wahyukan dalam firman-Nya,
"Dan dirikanlah shalat di pagi dan petang hari, sesungguhnya kebaikan itu akan menghilangkan keburukan."
Rasulullah bersabda,
"Tidaklah seorang muslim yang mendapati shalat fardhu, kemudian ia membaguskan wudhunya, rukuknya, khusyuknya kecuali itu akan menjadi kafarah (penghapus) bagi dosa-dosa yang ia kerjakan sebelumnya selama ia tidak melakukan dosa-dosa besar. Dan itu berlaku sepanjang masa." (HR. Muslim)
Dari uqbah bin amir dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidaklah seorang muslim berwudhu dan menyempurnakan wudhunya, kemudian ia berdiri untuk mengerjakan shalat dan ia mengetahui apa yang ia baca kecuali ia akan pergi dalam kedaan seperti hari di mana ia dilahirkan ibunya." (HR. Muslim)
Orang yang mengerjakan shalat ia berdiri di dalam lingkaran cahaya, ia juga dikelilingi cahaya dari langit dari malaikat rahmat yang senantiasa mengikuti setiap geraknya dan menghitung setiap langkahnya. Para malaikat itu berdesakan di sekitarnya baik ketika ia mengerjakan shalat atau menunggu shalat sambil bertasbih dan bertahlil atau membaca Al-Qur'an atau mengucapkan shalawat atas nabi shallallahu 'alaihi wasallam.
Nikmat-nikmat itu akan mengantarkan kepada ridha Allah, ampunan-Nya dan juga jannah-Nya.
Dari abu hurairah radhiyallahu 'anhu berkata, rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "shalat seorang laki-laki di dalam jama'ah dilipatkan (pahalanya) atas shalatnya di rumah atau dipasar sebanya 25 kali lipatan. Hal ini bahwasannya jika ia berwudhu maka ia menyempurnakan wudhunya. Kemudian ia keluar menuju masjid, dan tidak ada hal lain yang menyebabkan ia keluar kecuali shalat. Maka setiap langkah kakinya akan mengangkat derajatnya dan menghapuskan kesalahan-kesalahan. Jika ia shalat maka malaikat senantiasa bershalawat kepadanya selama ia berada di tempat shalat dan tidak berhadats, mereka berkata, "ya Allah limpahkanlah ketenangan dan rahmatmu atasnya. Dan ia dicatat dalam keadaan shalat selama ia menunggu shalat." (HR. Bikhari, Muslim, Abu daud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah)
Rumah yang islami adalah yang penghuninya memulai pagi hari dengan senantiasa berdzikir kepada Allah. Mensucikan Allah dengan memujiNya. Membaca kitab-Nya. Berdiri di hadapan-Nya untuk mengerjakan shalat. Ruku' dan sujud demi keagungan dan memuliaan-Nya. Menghilangkan kesusahan dengan berdo'a kepada-Nya dengan segenap ketundukan, agar bisa terlepas dari pelbagai kesusahan, memenuhi hajat (kebutuhan) dan dipermudah segala urusannya dan diberi kelapangan hati untuk beramal dan mencari rizki yang halal.
Hal-hal inilah yang menjadikan penghuninya menyambut panggilan Allah untuk shalat tepat pada waktunya. Menyambut seruan dienullah baik yang berupa perintah maupun larangan. Mereka menjalani kehidupannya bersama Allah untuk meminta bantuan, pertolongan dan kebahagiaan kepada-Nya. Hati mereka dibukakan oleh Allah untuk cinta dan takut kepada Allah serta menyandarkan segala urusan dan permasalahan kepada Allah.
Maka shalat adalah wasilah dan cahaya. Rahmat dan pembuka jalan untuk mencapai ridho Allah, jannah, pertolongan dan pembinaa-Nya.
Di samping semua itu shalat juga merupakan bentuk penjagaan yang bersih suci dan kuat terhadap masyarakat. Maka seorang muslim ketika saudaranya muslim di dalam masjid mempunyai tujuan yang sama yaitu ridho Allah. Kemudian ketika ia berdiri di samping saudaranya dalam satu shaf shalat ia menyaksikan saudaranya berdiri di hadapan Allah seperti apa yang ia kerjakan. Maka hal itu menguatkan mereka untuk saling mengenal dan memahami. Hati mereka senantiasa terikat dan terhubung. Maka Allah akan menjadikan kesatuan yang kuat dan suci di antara mereka ketika persaudaraan itu jujur. Sedangkan buah dari semua itu adalah persatuan islam yang tidak akan putus.
Shalat adalah keteraturan dan kebersihan. Amal dan gerakan. Ilmu dan pelaksanaan. Saling mengasihi dan menyayangi. Pembinaan jiwa dan penguat ruh. Penghias dan penyeimbang. Maka tidak salah jika dikatakan bahwa shalat merupakan Sekolah Tinggi Pendidikan Islam. Wallahu a'lam

(fiqhul ibadah; shalat, shoum, zakat. Hasan ayyub hal 7-9)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar